PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI
BAHASA INDONESIA ANTARA SISWA KELAS XI
SMA
MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR
DENGAN
SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH
MUALLIMIN MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Ujian Skripsi Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
jurusan pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan
Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RAMLIA. C
10533 3089 05
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
atas nama MUH. RISAL HAMID, NIM: 10533 3087 05 diterima dan disahkan oleh
panitia ujian skripsi berdasarkan surat keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor: 100/ 1430 H/ 2009 M, tanggal 25 Dzulhijah 1430 H/
12 Desembar 2009 sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sajana
Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Selasa tanggal 15
Desember 2009.
15 Desember 2009 M
27
Dzulhijah 1430 H
PANITIA UJIAN
1.
Pengawas Umum : Dr. Irwan Akib,
M. Pd. (………………)
2.
Ketua : Dr. A.
Sukri Syamsuri, M. Hum. (………………)
3.
Sekretaris : Dr. H.
Bahrun Amin, M. Hum. (………………)
4.
Penguji : 1. Prof. Dr. H. Kamaruddin, M.A (………………)
2. Drs. Kamaruddin Moha, M.Pd (……………....)
3. Drs.
H. Tjoddin, SB (………………)
4. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum (………………)
Disahkan oleh:
Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum.
NBM: 858 625
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Ramlia. C
NIM : 10533 3089 05
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Perbandingan Prestasi Belajar Bidang Studi
Bahasa Indonesia Antara Siswa Kelas XI
SMA Muhammadiyah 6 Makassar Dengan Siswa Kelas XI Madrasah aliyah Muallimin
Makassar
Setelah
diperiksa dan diteliti, Skripsi ini telah memenuhi persyaratan untuk diujikan
di depan tim penguji Skripsi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Disetujui
oleh,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Salam, M. Pd Drs. Abd. Munir K, M. Pd
Diketahui:
Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Makassar Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. A. Syukri Syamsuri, S. Pd.,
M. Hum. Dra. Munira, M. Pd
Nama : Ramlia. C
NIM : 10533 3089 05
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dengan ini
menyatakan perjanjian sebagai berikut bahwa:
1.
Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya
skripsi saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuat oleh siapapun),
2.
dalam penyususnan skripsi, saya akan berkonsultasi
dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas,
3.
saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam
penyususnan skripsi saya,
4.
apabila saya melanggar perjanjian tersebut pada butir
1, 2, dan 3 maka saya bersediah menerima sanksi sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Demikian
perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Yang membuat perjanjian
,
Ramlia. C
Ketua Jurusan
Pendidikan
Bahasa
dan Sastra Indonesia ,
Dra. Munirah, M.Pd
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ramlia. C
NIM :
10533 3089 05
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul skripsi : Perbandingan
Prestasi Belajar Bidang Studi Bahasa Indonesia Antara Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah 6 Makassar Dengan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar
Dengan ini saya
menyatakan bahwa:
Skripsi yang
saya ajukan di depan Tim penguji adalah asli dari hasil karya saya, bukan hasil
jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Yang
membuat pernyataan,
Ramlia. C
Disetujui
oleh,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Salam, M. Pd Drs. Abd. Munir K, M. Pd
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Sekali melangkah
kaki
Tak akan mundur
setapakpun,
sebelum sampai
ketujuan walau nyawa taruhannya
Tiada kesuksesan
Tanpa usaha dan
kerja keras
Yang diiringi
dengan do’a dan air mata
Karya ini kupersembahkan
buat Ayahanda dan Ibunda tercinta
Yang telah
membimbing dan membesarkan Ananda dengan
Cinta dan kasih
sayang sejak kecil sampai sekarang
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur sedalam-dalamnya penulis ucapkan kehadirat Allah swt, berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “ Perbandingan Prestasi Belajar
Bidang Studi Bahasa Indonesia Antara Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar
Dengan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar” dapat diselesaikan
sesuai dengan harapan.
Skripsi
ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan, pada jurusan bahasa dan sastra Indonesia fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan universitas muhammadiyah makassar.
Dalam
penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir, penulis tidak terlepas dari
berbagai hambatan dan rintangan. Namun berkat rahmat dan ridho ilahi rabbi, dan
dengan segala ketekunan, kesabaran, serta dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak semua permasalahan dapat diatasi oleh penulis dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu penulis patut bersujud dan bersyukur selalu kepadanya.
Ucapan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada: Dr. salam, M. Pd dan Drs. Abd.
Munir K, M. Pd sebagai pembimbing I dan II yang sangat ikhlas dalam meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsinya.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Irwan Akib, S. Pd., M. Pd selaku
Rektor Unismuh Makassar, Dr. A. Sukri Syamsuri, S. Pd., M. Hum selaku Dekan
FKIP Unismuh Makassar, Drs. H. Hambali, S. Pd., M. Hum selaku Ketua Juruan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dra. Munirah, M.Pd selaku Sekretaris
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesi, serta pegawai jurusan bahasa dan
sastra Indonesia atas arahan
dan petunjuknya selama penulis mengikuti kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia .
Kepada
Bapak Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 6 Makassar, Bapak Kepala Sekolah Madrasah
Aliyah Muallimin Makassar atas segala bantuannya dalam pelaksanaan penelitian
ini.
Kepada
keluarga besar penulis khususnya Ayahanda
tercinta Ca’bo dan Ibunda tercinta Fatima ,
saudara-saudara tercinta Maryati, Syarifuddin, Maryani, Sainuddin, Samsuddin,
dan Saprianto. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga karena tanpa
belas kasih saying dan do’anya juga bantuannya baik itu yang bersifat material
maupun moril, penulis tidak akan dapat menyelesaiakn skripsi ini dengan baik.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih banyak kepada anak-anak cestil Fatmawati, H. R.
Pratiwi, Sumiati, Masriah, Asrianti, Irfan. B, Ramadhan Odhirat, Muliadi, M.
Risal, Hanafi dan khususnya Rahmat Agus (mamat) serta sahabat-sahabat
seperjuangan angkatan 2005 kelas c jurusan bahasa dan sastar Indonesia . Penulis sangat bahagia
dan bangga kepada teman-teman semua, karena dorongan dan motivasi dari
teman-teman skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Semoga
Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan dan dukungan
yang telah diberikan oleh semua pihak. Akhirnya penulis berharap kiranya
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...
PERSETUJUAN
PEMBIMBING……………………………………………..
MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...
ABSTRAK……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...
A. Latar Belakang Masalah…..………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………....
D. Manfaat
Penelitian…………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR…………………
A.
Tinjauan Pustaka……………………………………………………
|
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
1
3
4
4
5
5
|
B.
Kerangka Pikir……………………………………………………... 32
C.
Hipotesis……………………………………………………………. 34
|
|
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..
A.
Variabel dan Desain Penelitian……………………………………
B.
Definisi Operasional Variabel…………………………………….
C.
Populasi dan Sampel………………………………………………
D.
Teknik Pengumpulan Data………………………………………...
E.
Teknik Analisis Data………………………………………………
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………
A.
Hasil Kuantitatif……………..………………...…………………..
B.
Hasil Kualitatif……………..……………………………………...
BAB V SIMPULAN
DAN SARAN..………………………………………….
A.
Simpulan…………………………………………………………...
B.
Saran……………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………
RIWAYAT
HIDUP…………………………………………………………….
|
35
35
36
37
38
39
42
43
50
55
55
55
57
59
|
ABSTRAK
RAMLIA. C.
2009. Studi Perbandingan Prestasi Belajar Bidang Studi Bahasa Indonesia Antara
Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar Dengan Siswa Kelas XI Madrasah
Aliyah Muallimin Makassar. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar .
Penelitian ini bertujuan memperoleh data dan informasi mengenai
perbedaan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6
Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar pada tahun
2009/2010.
Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif,
dengan menggunakan dua macam analisis yaitu analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif. Populasinya adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 makassar
dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar dan populasi tersebut
dijadikan sample total, yaitu sebanyak 60 orang.
Alat ukur atau instrument yang digunakan adalah soal tes objektif dan
dokumentasi yang berupa data nilai sumatif. Tes objektif sebagai data utama dan
dokumentasi (nilai sumatif) sebagai data penunjang.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dokumentasi (nilai sumatif yang diperoleh siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar adalah 9 (nilai tertinggi) sedangkan dari
madrasah Aliyah Muallimin Makassar adalah 8. Begitu pula hasil tes menunjukkan
bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar lebih tinggi dari Madrasah
Aliyah Muallimin Makassar. Hasil analisis uji t-tes menghasilkan nilai t-hitung
3,3 dengan daerah kebebasan 58, dan nilai t-tabel 2,000 pada taraf signifikan
5%, jadi t-hitung > t-tabel (3,3 > 2,000).
Dari hasil
analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah
6 Makassar dengan Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar ada perbedaannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa faktor yang berperan dalam
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar bahasa indonesia di sekolah
yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan belajar, dan metode atau
cara belajar siswa itu sendiri, faktor yang lainnya itu adalah lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat.
Kemampuan dasar dan kemampuan potensial (inteligensi
dan bakat) seseorang yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak
ada individu mempunyai inteligensi ataupun bakat yang sama dalam berbagai
bidang (1993: 74). Demikian pula dengan kemampuan seorang guru. Kemampuan guru
dalam penelitian ini diartikan dengan kemampuan guru membawakan materi yang sesuai
dengan kurikulum, serta kemampuan menerapkan metode atau strategi yang
diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Faktor metode mengajar sangat berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar (prestasi belajar). Seorang guru menggunakan banyak metode
pada waktu mengajar. Variasi mengajar (metode ) mengakibatkan penyajian bahan
pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas akan
menjadi hidup. Metode penyajian yang tidak bervariasi akan membosankan siswa.
Metode mengajar guru yang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang baik pula. Metode mengajar yang baik dan
dibawakan pula dengan penguasaan materi yang baik dapat terjadi jika guru
bidang studi bahas Indonesia
mempunyai persiapan dan menguasai bahan pelajaran sehingga siswa akan merasa
senang mengikuti pelajaran. Hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah persoalan mutu, dan mutu
pendidikan itu sendiri berkaitan dengan tujuan pendidikan.untuk itulah tepat
kiranya kalau persoalan teknik atau cara belajar siswa penting untuk dikaji dan
menjadi perhatian oleh semua pihak, utamanya oleh guru dan siswa itu sendiri
yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di sekolah. Keberhasilan pengajaran
bahasa Indonesia dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Tingkat penguasaan
materi bahasa Indonesia erat kaitannya
dengan faktor guru bahasa Indonesia, faktor murid, faktor kurikulum,
faktor metode pengajaran, atau faktor pelajaran (Salam dan Syamsudduha, dalam
Abdul Musakkar, 1997: 1).
Peningkatan penguasaan bahasa Indonesia para siswa
tersebut dapat dilihat dalam prestasi yang diperoleh melalui tes atau ujian
semester. Dari hasil tes akan terlihat tingkat penguasaannya terhadap bahasa
Indonesia baik lewat tes tertulis maupun tes lisan. Oleh karena itu, perlu
diadakan evaluasi pengajaran bahasa Indonesia untuk mengetahui prestasi para
siswa terhadap kemampuannya berbahasa Indonesia . Evaluasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui secara objektif tentang kemampuan berbahasa,
pengetahuan terhadap kaidah bahasa, serta sikap dan penilaian para siswa
terhadap bahasa nasioanalnya.
Penelitian tentang prestasi belajar bahasa Indonesia
para siswa SD, SMP, dan SMA telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dalam
rangka penyusunan skripsi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi
belajar bahasa Indonesia para siswa beraneka ragam.
Melihat keanekaragaman prestasi belajar bahasa
Indonesia para siswa SD, SMP, dan SMA,
maka penulis akan mengadakan perbandingan tentang prestasi belajar bidang studi
bahasa Indonesia antara siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan siswa
kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar. Perbandingan ini diadakan untuk
memperoleh informasi tentang prestasi belajar para siswa kelas XI dikedua
sekolah tersebut, karena sepanjang pengetahuan penulis, sampai pada saat ini
belum banyak yang menjadikan kedua sekolah itu sebagai objek penelitian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu: “apakah ada perbedaan prestasi
belajar bidang studi bahasa Indonesia antara siswa kelas X1 SMA Muhammadiyah 6
Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar.
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui
perbedaan antara tingkat prestasi belajar bidang studi bahasa Indonesia siswa
kelas XI SMA muhammadiyah 6 Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar”.
D.
Manfaat
Hasil Penelitian
Hasil
penelitian yang diperoleh berdasarkan tujuan penelitian ini, diharapkan dapat:
1.
Memberikan data yang terpercaya tentang prestasi
belajar bidang studi bahasa Indonesia antara siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6
Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar, sehingga
dapat dijadikan bahan acuan dalam memberikan perbandingan dan pengembangan mutu
pendidikan sekolah.
2.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan menyusun
strategi pengembangan pengajaran yang mengarah pada peningkatan kualitas dan
prestasi belajar bahasa Indonesia .
3.
Sebagai salah satu bahan perbandingan bagi guru bahasa
Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar para siswanya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian prestasi belajar
Kehidupan manusia
sehari-hari senantiasa mendambakan suatu perubahan yang mengarah pada kemajuan.
Apakah itu berwujud, pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Perubahan tingkah
laku dalan aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti atau bodoh menjadi
pintar. Dalam aspek sikap, perubahan itu dapat berarti dari ragu-ragu menjadi
yakin dari tidak sopan menjadi sopan dan dari kurang ajar menjadi interpelajar.
Dalam aspek keterampilan, perubahan itu dapat berupa dari tidak bisa menjadi
bisa atau dari tidak terampil menjadi
terampil. Hasil dari perbuatan belajar yang menuju kearah kemajuan ini merupakan
prestasi belajar yang menjadi tolak ukur mundur-majunya aktivitas seseorang.
Telah menjadi kenyataan bahwa faktor inteligensi mempunyai
peranan yang sangat besar terhadap prestasi, utamanya dalam belajar atau proses
pendidikan pada umumnya. Karena anak yang (intelegensi tinggi) akan lebih mampu
belajar dari pada anak yang kurang cerdas (intelegensi rendah).
Intelegensi merupakan kecakapan yang bersifat potensial,
sedangkan prestasi belajar merupakan kecakapan yang bersifat aktual.
Sebelum diuraikan secara lengkap pengertian prestasi belajar,
penulis terlebih dahulu menguraikan tentang pengertian prestasi dan pengertian
belajar. Untuk lebih jelasnya di bawah ini penulis akan menguraikan sebagai
berikut:
a.
Pengertian prestasi
Prestasi merupakan hasil belajar dari suatu aktifitas
atau kegiatan yang telah dilakukan diciptakan, baik secara individual maupun
kelompok, prestasi tidak akan pernah tercapai selama seseorang tidak melakukan
suatu kegiatan dalam belajar. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak
semudah yang dibayangkan, namun penuh dengan perjuangan, dan berbagai tantangan
yang harus dihadapi untuk bias mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme
diri yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah apabila
pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja.
Poerwadarminta mengemukakan pendapatnya mengenai
prestasi bahwa:
“Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan)
dikerjakan dan sebagainya ” (Poerwadarminta, 1984: 768)
Selanjutnya, Harahap (1992: 37) memberikan batasan
pengertian tentang prestasi sebagai berikut:
“Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran yang akan disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat
dalam KTSP .
Pendapat lain mengenai prestasi juga dikemukakan oleh
(Djamarah, 1994: 21) sebagai berikut:
“Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan”.
Kamus ensiklopedia umum mengatakan bahwa: “Prestasi
adalah produksi yang telah dicapai oleh tenaga atau daya seseorang dalam waktu
yang tertentu”. (Soewondo, 1978: 1081).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas, maka
penulis meyimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi adalah hasil daya dan upaya
siswa yang dicapai dari keberhasilan belajarnya atau melakukan suatu kegiatan
apa saja, khususnya kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dengan
memperhatikan beberapa pengertian dan pendapat tersebut di atas, maka secara
umum dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil
tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang didalam suatu
pekerjaan khususnya dalam suatu proses belajar siswa. Suatu prestasi dapat
tercapai apabila ada kesungguhan dan kerja keras dalam melakukan sesuatu
kegiatan khususnya dalam proses belajar.
b.
Pengertian belajar
Belajar adalah suatu perubahan yang dialami dan
dilakukan oleh seseorang secara terus menerus selamnya hidupnya. Belajar berarti
usaha mengubah tingkah laku, yang membawa suatu perubahan pada diri
individu-individu yang belajar (Sardiman, 1986; 23). Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian
diri. Jelasnya perubahan menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku
pribadi seseorang.
Secara tradisional, belajar itu diartikan hanya
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Ini mengandung makna yang
sangat sempit, yakni hanya berpusat pada pengetahuan semata sedangkan belajar
itu sendiri adalah suatu proses aktifitas yang mencakup perubahan dalam segala
aspek, baik pada perubahan aspek kognitif dan psikomotorik yang sifatnya
disadari, menetap, positif melalui latihan, pengalaman mampu melalui interaksi
individu dengan lingkungannya. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikutip
beberapa pendapat para ahli yaitu:
Menurut pandangan Skinner, bahwa belajar adalah suatu
perilaku pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik, sebaliknya
bila ia tidak belajar maka responnya menurun
(Skinner, dalam Damyati dan Mudjiono, 2006: 9-16)
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang
kompleks, setelah belajar orang memiliki keterampilan,pengetahuan, sikap, dan
nilai (Gagne, dalam Damyati dan Mudjiono, 2006: 9-16)
Menurut pandangan Piaget bahwa pengetahuan dibentuk
oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungan dimana lingkungan tersebut mengalami perubahan.Dengan adanya
interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. (Piaget,
dalam Damyati dan Mudjiono, 2006: 9-16)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa: “Belajar merupakan proses perubahan pada diri seseorang (siswa) yang
sedang belajar, baik yang berupa sikap, pengetahuan, tingkah laku, maupun
keterampilan. Sehingga dapat menimbulkan kelakuan baru yang berfungsi dan
bermanfaat”.
Pendapat lain mengenai belajar lebih lanjut
dikemukakan oleh winarno bahwa: “belajar dapat dipandang sebagai hasil, dapat
dipandang sebagai proses, dapat dipandang sebagai fungsi dan manfaat”
(Winarno, 1982: 7)
Hamalik, berpendapat bahwa: “belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan”. (Hamalik, 1975: 82)
Menurut (Suryabrata, 2006: 232) dalam bukunya yang
berjudul psikologi pendidikan, bahwa belajar itu membawa perubahan dimana
perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.
Berdasarkan beberapa pendapat pakar tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan pada diri manusia dalam bentuk
penguasaan pola-pola baru yang dapat menimbulkan tingkah laku baru pada dirinya
dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidupnya.
Berdasarkan pengertian prestasi dan pengertian
belajar di atas, maka kita dapat memperoleh pengertian tentang prestasi belajar
sebagai suatu hasil yang dicapai seorang murid setelah melakukan aktifitas
belajar.
Jadi, untuk mengetahui prestasi seorang murid,
terlebih dahulu diperlukan proses penilaian atau pengukuran melalui kegiatan
evaluasi. Alat evaluasi dalam pengukuran prestasi belajar adalah tes yang telah
disusun dengan baik supaya hasilnya benar-benar dapat mengukur kemampuan
seorang murid.
Untuk memperoleh data pengertian prestasi belajar
lebih jelas lagi, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian prestasi
belajar menurut pendapat para ahli:
Menurut Mappa berpendapat: “Prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes
standar sebagai alat pengukur keberhasilan belajar seorang murid.
Rohmania (dalam Sardiman, 1978: 12) mengartikan
prestasi belajar sebagai wujud dari keseluruhan aspek yang di nilai dari anak
didik terhadap bidang studi tertentu pada setiap kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
Nasution (1962: 170) memberikan uraian tentang
prestasi belajar sebagai berikut:
1.
kesanggupan anak mencapai pembelajaran.
2.
kemampuan daya nalar yang dimiliki anak didik pada
suatu jenjang pendidikan.
3.
kerangka terpenting dari suatu sekolah untuk mengetahui
keberhasilan anak.
4.
sebagai perubahan tingkah laku anak didik yang tidak
tahu menjadi tahu.
Syamsu (dalam Manjani, 1999: 16) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai murid pada bidang studi
tertentu, dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukuran keberhasilan
pengajarannya.
Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud
prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai dari segala pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu
dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya, yang ditandai dengan
adanya perubahan tingkah laku pada dirinya yang dapat diketahui dengan
melakukan tes prestasi belajar.
Belajar berusaha
mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan dirinya untuk mencapai
suatu tujuan. Tujuan belajar dapat tercapai apabila dalam diri seseorang
terdapat aspek-aspek, yang meliputi:
a. Minat siswa.
b. Motivasi.
c. Bakat yang dimilikinya.
d. Perhatian dan kesungguhan.
Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah hasil (penguasaan) yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi bahasa
Indonesia setelah mengikuti proses belajar mengajar di suatu sekolah. Prestasi
ini dapat dilihat melalui nilai yang terdapat dalam rapor siswa setiap selesai
ujian semester dan nilai tes siswa.
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia ,
pemerintah telah mengupayakan pengajaran bahasa Indonesia mulai dari SD sampai
keperguruan tinggi. Hal ini merupakan pencerminan dari pasal 36 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dan pasal 5
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang “Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran
di Sekolah” menetapkan bahwa:
a.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah bahasa
pengantar di sekolah-sekolah diseluruh Republik Indonesia .
b.
Di taman kanak-kanak dan tiga kelas yang terendah di
sekolah dasar (SD) bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pengantar.
(Isman, 1979 : 22)
Hubungan itulah, MPR dalam ketetapannya pada GBHN
1993 menegaskan bahwa pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional terus
ditingkatkan untuk mempertinggi mutu pemakaian serta sikap positif terhadap
bahasa Indonesia dan untuk mengembangkan bahasa Indonesia agar mampu menjadi
bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Perlu terus ditingkatkan dan diperluas
penerapan dan penggunaannya sehingga menjangkau seluruh masyarakat tanpa
mengabaikan pengembangan bahasa daerah sebagai salah satu sarana pendidikan ini
dan landasan pembangunan bahasa Indonesia .
Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran dasar dan
pokok (pelajaran umum) diajarkan dengan tujuan agar tercapai pemakaian bahasa
yang baik dan benar, serta menanamkan keterampilan berbahasa yang baik untuk
berkomunikasi. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia program khusus 1994, yaitu
agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta
dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan
berbahasa serta tingkat pengalaman siswa.
2. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar berfungsi untuk menggambarkan sampai dimana
sekolah telah menyatakan tujuannya, dan prestasi belajar dapat pula
dipergunakan sebagai bahan untuk membimbing, baik yang mengalami kesulitan
belajar maupun bagi yang ingin melanjutkan studi supaya lebih berhasil lagi
(Andraw dalam Engkoswara, 1978: 24).
Prestasi semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena
mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:
1.
Prestasi belajar sebagi indikator dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.
2.
Prestasi belajar sebagai lembaga pemusatan hasrat ingin
tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya
menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk
kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.
3.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong
bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
sebagi umpan alik (feed back) dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
4.
Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern
dari suatu instuasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam
arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang
digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
5.
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap
daya serap (keselarasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik
merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan
dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di
atas, maka betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya
sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai
kualitas instusi pendidikan. Di samping prestasi belajar juga berguna sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat
menentukan apakah perlu mengadakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak
didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Gronbech, kegunaan prestasi belajar banyak
ragamnya, tergantung kepada ahli, dan vesinya masing-masing. Namun di antaranya
adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
b.
Untuk keperluan diagnostik.
c.
Untuk keperluan bimbingan an penyuluhan.
d.
Untuk keperluan seleksi.
e.
Untuk keperluan penempatan dan kejujuran.
f.
Untuk menentukan isi kurikulum; dan
g.
Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
Dilihat dari kedudukan dan fungsinya, bahasa Indonesia
melebihi dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini terlihat dari semua mata
pelajaran yang ada di sekolah; yaitu semua pelajaran disampaikan dalam bahasa
Indonesia sehingga dapat mengembangkan bahasa Indonesia . Dengan kata lain, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai sumbu semua bidang studi (Isman, 1975: 37). Hal ini
menunjukkan bahwa untuk memperoleh prestasi belajar bahasa Indonesia yang
memuaskan, semua guru di sekolah dapat menyampaikan pelajarannya dengan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Oleh karena itu,
prestasi belajar bahasa Indonesia yang baik akan berpengaruh terhadap
penguasaan bidang studi yang lain.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar Siswa
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
1.
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni
keadaan/ kondisi jasmani rohani siswa
Faktor internal
sebagai faktor penyebab yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, digolongkan
menjadi dua golongan, sebagai berikut:
a.
Faktor fisik
Fisik sangat besar peranannya dalam meningkatkan
prestasi belajar seorang anak-anak yang sehat fisik disertai dengan
berfungsinya anggota fisik secara sempurna, seperti: telinga, mata dan
sebagainya. Dengan sendirinya dapat belajar dan menerima bahan pelajaran yang
disajikan guru dengan baik. Dibandingkan dengan anak yang kondisi fisiknya
terganggu seperti sakit-sakitan, tuli dan sebagainya,dengan sendirinya mengalami
hambatan dalam proses belajarnya. Dengan demikian jelas bahwa faktor fisik
sangat besar berpengaruhnya dalam meningkatkan prestsi belajar siswa. Olehnya
itu senantiasa seorang siswa menjaga kesehatannya dengan cara makan, tidur, dan
istirahat yang teratur, agar aktifitasnya dapat berjalan dengan baik.
b.
Faktor psikis
Psikis besar pula peranannya dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Faktor ini digolongkan menjadi beberapa bagian antara
lain:
1.
Inteligensi
Menurut Wechler
(Monks dan Knoers, Siti Rahayu Haditono, dalam Damyati Dan Mudjiono, 2006: 245)
inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat
bertindak secara terarah, berpikir secara baik,dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah
dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
Inteligensi diangap sebagai suatu norma umum dalam
keberhasilan belajar. Intelegensi normal bila nilai IQ menunjukkan angka
85-115. Diduga 70% penduduk memiliki IQ normal.Sedangkan yang ber-IQ di bawah
70 diduga sebesar 15% penduduk,dan yang ber-IQ 115-145 sebesar 15%. Yang ber-IQ
130-145 hanya sebesar 2% penduduk. Yang menjadi masalah adalah siswa yang
memiliki kecakapan di bawah normal. (Monk, Knoers, Siti Rahayu Haditino, dalam
Damyati Dan Mudjiono 2006: 246). Menurut Siti Rahayu Haditino, di Indonesia
juga ditemukan banyak siswa memperoleh
angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti
(i) kurangnya fasilitas belajar di
sekolah dan rumah diberbagai pelosok, (ii) siswa makin dihadapkan oleh berbagai
pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, (iii) kurangnya dorongan mental
dari orang tua karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya
di sekolah, dan (iv) keadan gizi yang
rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar yang lebih baik, serta (v) gabungan
dari faktor-faktor tersebut, mempengaruhi berbagai hambatan belajar.
Perolehan hasil belajar yanhg rendah, yang disebabkan
oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti
terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon
tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu, pada tempatnya,mereka didorong
untukbelajar di bidang-bidang keterampilan sebagai bekal hidup. Penyediaan
kesempatan belajar di luar sekolah, merupakan langkah bijak untuk mempertinggi
taraf kehidupan warga bangsa Indonesia .
2.
Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Chaplin, 1972; Reber, 1988
(dalam Muhibbin Syah, 2003: 150). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang
pasti memiliki bakat dan arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global
bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang
berinteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.
Perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan
sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat dalam
bidang elektro, misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap informasi,
pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding
dengan siswa lainnya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus (specific aptitude) yang tak dapat
dipelajari karena merupakan karunia inborn
(pembawaan sejak lahir).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,bakat akan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
tertentu. Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana apabila orang tua
memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan keahlian
tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu.
Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa
terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian tertentu yang
sebenarnya bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik (academic performance) atau prestasi
belajarnya.
3.
Minat
Secara sederhana, minat (intereset) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut (Reber, 1988 dalam Muhibbin
Syah, 2003: 151), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun terlepas dari masalah popular atau tidak, minat
seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap bahasa Indonesia
akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian
karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestsi
yang diingankan. Guru dalam kegiatan ini seyogianya berusaha membangkitkan
minat siswa untuk mengetahui pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya
dengan cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif.
4.
Motivasi
Menurut Gleitmen, 1986; Reber, 1988 (dalam Muhibbin
Syah, 2003: 151), Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
baik manusia maupun hewan yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti
pemasok daya (energizer) untuk
bertingkah laku secara terarah Dalam perkembangannya selanjutnya, motivasi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrensik.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam
motivasi intrisik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya
terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang
bersangktan.
Adapun motivasi ekstrensik adalah hal dan keadaan yang
datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib di sekolah, suri teladan
orangtua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi
ekstrensik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan
motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses mempelajari
materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Perspektif psikolog kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng
serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Selanjutnya,
dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk masa depan juga memberi pengaruh kuat dan relatif lebih langgeng
dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan
guru.
5.
Kebiasan belajar
Setiap orang mempunyai kebiasan belajar yang
berbeda-beda, ada yang belajar pada malam hari ada juga yang suka belajar pada
siang hari, ada yang suka memberi tanda tertentu pada teks bacaan buku dan ada
juga yang membuat atau catatan kecil dari keseluruhan isi buku. Kebiasaan
belajar ini bersifat individu dan orang memiliki cara tersendiri dan kebiasaan
belajar yang bebeda-beda. Namun kebiasaan belajar bagi setiap siswa senantiasa
harus lebih baik artinya harus terencana secara efisien dan efektif. Oleh
karena itu keterikatan pada suatu kebiasaan belajar, dapat berpengaruh terhadap
prestasi belajar seseorang.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik
(faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar
yang sederhana dan tidak mendalam. Sebalikanya, seorang siswa yang
berinteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari
orangtuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang
lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor
tersebut diataslah, muncul siswa-siswa yang high-achievers
(berprestasi tinggi) dan under-achievers
(berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang
kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
Belajar merupakan kenyataan yang dialami seorang anak
dalam proses perkembangannya. Faktor yang bersumber dari dalam diri anak sangat
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar seseorang.faktor ini biasanya tidak
disadari oleh siswa, bahkan ada yang menganggap remeh dan tidak berusaha
mengatasi atau memperbaikainya.
2.
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni
kondisi lingkungan disekitar siswa.
Faktor eksternal yang turut berpengaruh dalam
meningkatkan prestasi belajar antar lain:
a.
Lingkungan
keluarga
Lingkungan
keluarga sangat besar pengaruhanya terhadap anak dalam belajar, sebab sebagian
besar waktu belajar siswa dilaksanakan di rumah. Justru itu seluruh aspek
kehidupan dalam keluarga dapat menjadi pendorong ataukah sebaliknya menjadi
penghambat anak dalam belajar. Faktor-faktor yang dimaksudkan, antar lain:
1.
Masalah kemampuan ekonomi
Masalah kemampuan ekonomi keluarga dapat menjadi
sumber kekuatan, kurangnya biaya dapat menjadi penghambat dalam belajar. Hal
ini dikaitkan dengan biaya pendidikan di sekolah-sekolah, disamping perlunya
penyediaan sarana bagi anak untuk memperlancar mereka dalam belajar. Namun
sebaliknya mungkin ada juga orangtua yang memiliki kemamapuan ekonomi yang
berkecukupan tetapi anaknya mengalami kegagalan belajar. Hal ini terjadi
mungkin karena penyalahgunaan biaya ataukah merasa orangtuanya kaya sehingga
tidak perlu belajar atau sekolah.
2.
Keadaan
kerukunan dalam keluarga
Keadaan yang terjadi dalam keluarga seperti
perselisihan, pertengkaran, perceraian
(broken home) dan tidak adanya tanggug jawab antara kedua orangtua akan
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh anak dan dapat berdampak negatif
terhadap prestasi belajar anak. Sebaliknya keadaan rumah tangga keluarga yang
tenteram dapat menciptakan ketenangan anak dalam belajar termasuk
mengkonsentrasikan diri terhadap pelajaran yang diterima di sekolah.
3.
Pengawasan orangtua
Orang tua turut bertanggung jawab atas kemajuan
belajar anak, karena itu perlu pengawasan yang diteliti terhadap tingkah laku
dan seluruh aktifitas anak, termasuk pengawasan anak dalam belajar. Sebab
pengawasan orangtua yang kurang teliti terhadap segala aktifitas anak termasuk
dalam belajar, dapat berdampak negatif terhadap prestasi belajar anak di
sekolah.
b.
Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah salah satu tempat
memperoleh pendididkan secara formal. Oleh karena itu, lingkungan sangat
menentukan keberhasialan belajar anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa, yakni:
1.
Tempat belajar
Tempat belajar bagi siswa, dalam hal ini ruang kelas
harus memenuhi persyaratan untuk belajar seperti; pentilasi yang memadai hingga
udara dan cahaya dapat masuk kedalam ruangan, mempunyai tempat duduk yang
sesuai ukuran siswa, meja belajar yang bersih dan teratur rapih, bebas dari
suara-suara bising. Bila ruangan belajar telah memenuhi persyratan di atas,
dengan sendirinya proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dan
prestasi belajar siswa akan lebih baik.
2.
Guru
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi
pendidik generasi muda bangsanya. Sebagi pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa di
sekolah.
Proses belajar mengajar guru merupakan pemegang
kendali dan sebagai fasilisator dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar
sehingga tujuan belajar dapat tercapai
secara optimal
Oleh karena itu profesionalisme seorang guru sangat
diharapkan dalam melaksanakan tugasnya, baik dalam penguasaan materi, metode
mengajar, dan keterampilan dalam menggunakan alat bantu mengajar. Sebab
kurangnya kemampuan guru dalam hal tersebut dapat berakibat menurunnya prestasi
belajar siswa.
3.
Metode mengajar
Penerapan metode mengajar dimaksudkan agar siswa dapat
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga target kurikulum dan daya
serap siswa dapat tercapai. Namun demikian pemilihan metode mengajar yang tepat
disesuaikan dengan materi dan keadaan siswa yang akan menerima pelajaran.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali
pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang
berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali
terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru
merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan
metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk
mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga
digunakan untuk menapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan
kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Oleh sebab itu seorang guru dituntut terampil dalam memilih
metode mengajar yang tepat dengan menitik beratkan pada keaktifan siswa yang
dikenal dengan cara belajar siswa aktif (CBSA). Pemilihan metode mengajar yang
kurang tepat selain pemborosan waktu, juga dapat mengakibatkan kegiatan belajar
mengajar yang kurang efektif, sehingga prestasi belajar siswa kurang memadai.
4.
Alat pengajaran
Alat pengajaran yang dimaksudkan ini adalah semua alat
perlengkapan mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
Kalau dalam pendidikan di masa lalu, guru merupakan
satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan pendidikan
cenderung masih sangat terbatas dan belum memasuki dunia pendidikan. Tetapi
lain halnya sekarang, perangkat teknologi sudah ada dimana-mana. Pertumbuhan
dan perkembangannya hampir-hampir tak
terkendali, sehingga wabahnya pun menyusup ke dalam dunia pendidikan. Di
sekolah-sekolah kini, terutama di kota-kota besar, teknologi dalam berbagai
bentuk dan jenisnya sudah dipergunakan untuk mencapai tujuan. Ternyata teknologi,
yang disepakati sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga
sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan media pengajaran besar manfaatnya bagi
siswa, sebab dengan penggunaan alat Bantu mengajar siswa akan lebih cepat
mengerti sesuatau menyerap informasi yang disampaikan oleh guru. Dari uraian di
atas jelaslah bahwa alat pelajaran turut pula berpengaruh dalam prestasi
belajar siswa.
c.
Lingkungan
Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa, masyarakat yang terdiri dari orang tua yang
terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik.
Akan berpengaruh jelek kepada anak yang berada disekitarnya siswa berpengaruh
ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang disekitarnya. Akibatnya belajar
terganggu dan siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula
terpusat kepada pelajaran. Akhirnya terpengaruh terhadap perbuatan yang selalu
dilakukan orang-orang disekitarnya.
Sebaliknya jika di lingkungan masyarakat adalah
orang-orang yang terpelajar, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya
dengan antusias dan cita-cita yang luhur agar supaya masa depan anaknya atau
siswa terpengaruh dengan hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.
3.
Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran
Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala
cara atau strategi yang di gunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan
efesiensi proses mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti
seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan
masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Lawson, 1991 (dalam Muhibbin syah, 2003: 155). Faktor ini juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang
siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (mendalam), misalnya mungkin sekali berpeluang untuk meraih
prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan
belajar surface atau reproductive (pendekatan rendah).
Siswa yang menggunakan pendekatan surface atau reproductive
misalnya, mau belajar karena dorongan orang luar (ekstrisik) antara lain takut
tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu, gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak
mementingkan pemahamannya yang mendalam.
Sebaliknya, siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena
memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrensik). Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan
berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara
mengaplikasikannya. Bagi siswa ini lulus, dengan nilai baik adalah penting,
tetapi yang lebih penting adalah memiliki pengetahuan yang cukup dan bermanfaat
bagi kehidupannya.
Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik
(faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar
yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang
berinteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari
orangtuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang
lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor
tersebut di ataslah, muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam
hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukan
gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
B. Kerangka Pikir
Demi jalannya proses penelitian ini perlu dikemukakan
kerangka pikirnya yaitu:
a.
Prestasi belajar merupakan suatu keberhasilan yang
telah dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu dan dalam waktu tertentu
pula. Dengan demikian, prestasi belajar dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi yang dipelajari di sekolah.
b.
Antara prestasi belajar siswa kelas X1 SMA Muhammadiyah
6 Makassar dengan siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Muallimin Makassar ,
kemungkinan ada perbedaan prestasinya. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan
kondisi internal dan eksternal siswa maupun sekolah itu sendiri.
c.
Berdasarkan uraian di atas, maka diharapkan bagi siswa
maupun guru diterapkan untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
prestasi belajar itu menjadi tujuan utama dalam dunia pendidikan.
Kerangka Pikir
|
KELAS
XI
|
|
|
|
|
C. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan dipecahkan, maksudnya hipotesis akan ditolak jika ternyata salah, dan
akan diterima jika ternyata data yang terkumpul membenarkan. Yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan signifikan prestasi belajar
antara siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah
Aliyah Muallimin Makassar dalam bidang studi bahasa Indonesia”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel dan Desaian Penelitian
1. Variabel
Menurut Arikunto (1992: 89) Variabel merupakan gejala
yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian; sehingga yang dijadikan titik
penelitian dalam suatu penelitian adalah variabel, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif. Bertolak dari konsep di atas maka dapat
ditentukan variabel yang diamati dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu
1.
Prestasi belajar
bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar
2.
Prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar.
2. Desain penelitian
Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi
yang mengatur ruang dan tehnik penelitian data maupun kesimpulan penelitian,
dengan kemungkinan kontaminasi yang paling kecil sekalipun dari variabel lain.
Untuk memudahkan memperoleh data dan penarikan
kesimpulan secara objektif tentang perbandingan prestasi belajar bidang studi
bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar, maka penulis menyusun desain penelitian
untuk mengumpulkan, pengolahan, analisis dan penyajian data.
Langkah-langkah yang ditempuh
penulis adalah merumuskan dan menyusun instrumen penelitian prestasi belajar
siswa kelas X1 SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa kelas X1 Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar , dilakukan dengan
mengajukan tes tertulis, (tes obyektif) kepada murid.
B. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional merupakan pemberian defenisi
variable dalam bentuk yang dapat diukur, agar lebih jelas dan tidak
membingungkan jadi peneliti merumuskan defenisi operasional sesuai dengan
tujuan penelitian dan tatanan teoritis dari variabel yang sedang diteliti.
Defenisi operasional
variabel dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa adalah hasil yang
dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu tertentu. Dengan perkataan lain
prestasi siswa adalah prestasi belajar bahasa Indonesia yang terdapat pada buku
rapor masing-masing siswa pada tahun ajaran 2009-2010. Prestasi ini adalah
prestasi yang diperoleh melalui ujian semester ganjil. Prestasi tersebut
menjadi bahan perbandingan dalam penelitian ini. Perbandingan ini akan diukur
melalui statistik uji t-tes. Jika t hitung lebih kecil daripada t tabel, maka
dinyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah
6 Makassar dengan prestasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar dalam bidang studi bahasa Indonesia.
C. Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua individu yang di jadikan
objek penelitian atau sasaran penelitian, individu tersebut diharapakan dapat
memberi informasi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Selanjutnya,
Sukardi (2003: 66) menyatakan bahwa populasi adalah semua anggota kelompok
manusia, atau individu yang tinggal bersama di suatu tempat dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari akhir penelitian.
Sehubungan dengan itu,
populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilaya penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus. (Arikunto, 1993: 102).
Dalam penelitia ini yang
dijadikan populasi adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar sebanyak
30 orang dan siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Muallimin Makassar sebanyak 30
orang. Untuk lebih jelasnya populasi penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1. Keadaan Populasi
No
|
Sekolah
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
SMA
Muhammadiyah 6 makassar
|
15
|
15
|
30
|
2
|
Madrasah
aliyah muallimin makassar
|
15
|
15
|
30
|
|
Jumlah
|
30
|
30
|
60
|
Sumber : Data SMA Muhammadiyah 6
Makassar dan Madrasah Aliyah Muallimin Makassar.
2. Sampel
Sampel adalah sebahagian atau wakil dari populasi yang akan
diteliti (Arikunto, 1992: 104). Melihat jumlah populasi di atas kurang dari 100
orang, maka peneliti mengambil secara keseluruhan populasi tersebut sebagai
sampel total. Untuk mempermudah peneliti mengolah data siswa kelas X1 SMA
Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa kelas X1 Madrasah Aliyah Muallimin Makassar sebanyak 60 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data atau
informasi yang di perlukan adalah :
1)
Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksudkan adalah
data yang berupa nilai sumatif yang diperoleh masing-masing siswa. Melalui
teknik dokumentasi sebagai pengumpulan data dengan jalan memeriksa dan mencatat
berbagai bukti tertulis yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian,
diperoleh data tentang:
a)
Jumlah SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar, khususnya kelas XI.
b)
Prestasi belajar bidang studi bahasa Indonesia siswa
kelas XI pada semester ganjil SMA Muhammadiyah6 Makassar
dan Madrasah Aliyah Muallimin Makassar, pada buku rapor tahun pelajaran
2009-2010.
2)
Test
Nilai test yang dimaksud
adalah nilai test yang berbentuk subjektif/ esai yang terdiri dari suatu
pertanyaan atau perintah yang relatif panjang, melalui instrumen tes yang
dikerjakan oleh siswa dengan jumlah soal 10 butir (sebagai data utama).
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam setiap
penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan uji
“t-tes” , karena dianggap cocok dengan alasan bahwa teknik uji “t-tes”
memungkinkan kita untuk membandingkan nilai mean di kedua sekolah tersebut
yakni siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah
Aliyah Muallimin Makassar, apakah di kedua sekolah tersebut, benar-benar
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan ataukah hanya kebetulan saja.
Untuk menganalisis data
selanjutnya sehingga hubungan antara bidang studi yang diajarkan terhadap
anak-anak dengan metode statistik deskriptif digunakan rumus sebagai berikut:
(Sutrisno Hadi, 2000: 288)
Keterangan:
T = Perbedaan dua mean. Db =
Derajat bebas.
Mx = Mean siswa SMA x. Nx
= Banyaknya objek pada SMA x.
My = Mean siswa SMA y. Ny
= Banyaknya objek pada SMA y.
Th = Nilai hipotesis. SDbm
= Standar deviasi kesalahan mean.
Adapun langkah-langkah dari rumus ini adalah
sebagai berikut:
- Mencari mean tiap-tiap kelompok dengan rumus:
ΣFX ΣFY
MX =
My =
NX NY
- Mencari standar deviasi kuadrat dari tiap kelompok dengan rumus:
ΣFx2 ΣFy2
SD2x = - Mx2 SD2y
= - My2
- Mencari standar devisi mean kuadrat dari tiap kelompok dengan rumus:
SDx2 SDy2
SD2mx = SD2my=
Nx - 1 Ny - 1
- Mencari standar perbedaan kesalahan mean dengan rumus:
SDbm2 = SD2mx + SD2my
- mencari perbedaan kesalahan mean (t hitung) dengan rumus:
t = Mx-My
SDbm
- Mencari nilai hipotesis (derajat bebas) dengan menggunakan rumus:
d.b
= (Nx – 1) + (Ny- 1)
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pada
bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang “Perbandingan prestasi belajar
bidang studi bahasa indonesia antara siswa kelasa XI SMA Muhammadiayah 6
Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar. Hasil
penelitian yang dimaksud berupa data yang diperoleh dari hasil tes.
Penyajian
data (hasil tes) disertai analisis untuk menguji hipotesis yang telah diajukan,
dengan menggunakan metode statistik deskriptif dengan rumus uji t-tes, diuji
untuk melihat ada tidaknya perbandingan prestasi belajar siswa kedua sekolah
tersebut. Hasil analisis data, itulah yang merupakan hasil temuan penelitian.
Hasil penelitian dibagi dua bagian, yakni hasil kuantitatif dan hasil
kualititatif. Hasil kuantitatif adalah hasil penelitian berupa nilai (angka)
yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes yang diajukan, sedangkan hasil
kualitatif adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan taraf kemampuan
siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar Dan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar dilihat dari segi prestasi belajar bahasa Indonesia.
Di
bawah ini akan diuraikan data hasil penelitian, yaitu hasil kuantitatif dan
hasil kualitatif sebagai berikut:
A. Hasil Kuantitatif
Data kuantitatif berupa nilai yang diperoleh siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar setelah mengerjakan tes bahasa Indonesia dan nilai sumatif
(pada buku rapor) bidang studi bahasa Indonesia disajikan dalam bentuk tabel
klasifikasi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraiakan sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Nilai Tes Bidang Studi Bahasa Indonesia
Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar.
No.
|
SMA Muhammadiyah 6
|
No
|
Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar
|
||
Stambuk
|
Nilai
|
Stambuk
|
Nilai
|
||
1.
|
2.
|
3.
|
4
|
5
|
6
|
1.
|
08. 107
|
6
|
31.
|
08. 107
|
6
|
2
|
08. 108
|
7
|
32.
|
08. 108
|
6
|
3.
|
08. 109
|
7
|
33.
|
08. 109
|
7
|
4.
|
08. 110
|
7
|
34.
|
08. 110
|
6
|
5
|
08. 111
|
8
|
35.
|
08. 111
|
6
|
6.
|
08. 112
|
8
|
36.
|
08. 112
|
7
|
7.
|
08. 113
|
7
|
37.
|
08. 113
|
6
|
8.
|
08. 114
|
8
|
38.
|
08. 114
|
6
|
9.
|
08. 115
|
7
|
39.
|
08. 115
|
7
|
10.
|
08. 116
|
8
|
40.
|
08. 116
|
7
|
11.
|
08. 117
|
7
|
41.
|
08. 117
|
7
|
12.
|
08. 118
|
9
|
42.
|
08. 118
|
6
|
13.
|
08. 119
|
7
|
43.
|
08. 119
|
7
|
14.
|
08. 120
|
7
|
44.
|
08. 120
|
6
|
15.
|
08. 121
|
6
|
45.
|
08. 121
|
7
|
16.
|
08. 122
|
7
|
46.
|
08. 122
|
6
|
17.
|
08. 123
|
8
|
47.
|
08. 123
|
7
|
18.
|
08. 124
|
7
|
48.
|
08. 124
|
7
|
19.
|
08. 125
|
7
|
49.
|
08. 125
|
7
|
20.
|
08. 126
|
7
|
50.
|
08. 126
|
6
|
21.
|
08. 127
|
7
|
51.
|
08. 127
|
6
|
22.
|
08. 128
|
8
|
52.
|
08. 128
|
5
|
23.
|
08. 129
|
6
|
53.
|
08. 129
|
6
|
24.
|
08. 130
|
7
|
54.
|
08. 130
|
5
|
25.
|
08. 131
|
8
|
55.
|
08. 131
|
6
|
26
|
08. 132
|
5
|
56
|
08. 132
|
6
|
27.
|
08. 133
|
6
|
57.
|
08. 133
|
7
|
28.
|
08. 134
|
8
|
58.
|
08. 134
|
7
|
29.
|
08. 135
|
9
|
59.
|
08. 135
|
6
|
30.
|
08. 136
|
8
|
60.
|
08. 136
|
8
|
Memperhatikan data yang terdapat pada tabel 2. 1 di
atas, dapat diketahui dari tiga puluh orang siswa, kedua sekolah tersebut ada
perbedaan, yakni dari siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa
kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar. Satu orang mendapat nilai lima dan
yamg mendapat nilai yang tertinggi dua orang siswa, dari SMA Muhammadiyah 6
Makassar sedangkan dari Madrasah Aliyah Muallimin Makassar tidak ada mendapat
nilai sembilan, atau dengan kata lain Madrasah Aliyah Muallimin Makassar nilai
delapan yang tertinggi.
Berdasarkan analisis data tabel 2. 1 di atas dapat
disimpulkan bahwa antara siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa
kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar ada perbedaan prestasi belajarnya.
Tabel 2. 2 Nilai Prestasi Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah 6 Makassar dan Siswa Kelas XI
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar
No
|
SMA Muhammadiyah. 6
|
No
|
Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar
|
||
Stambuk
|
Nilai
|
Stambuk
|
Nilai
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
08. 107
|
7
|
31.
|
08. 107
|
6
|
2
|
08. 108
|
8
|
32.
|
08. 108
|
6
|
3
|
08. 109
|
7
|
33.
|
08. 109
|
7
|
4
|
08. 110
|
7
|
34.
|
08. 110
|
6
|
5
|
08. 111
|
8
|
35.
|
08. 111
|
6
|
6
|
08. 112
|
7
|
36.
|
08. 112
|
8
|
7
|
08. 113
|
8
|
37.
|
08. 113
|
7
|
8
|
08. 114
|
7
|
38.
|
08. 114
|
6
|
9
|
08. 115
|
6
|
39.
|
08. 115
|
6
|
10
|
08. 116
|
7
|
40.
|
08. 116
|
7
|
11
|
08. 117
|
8
|
41.
|
08. 117
|
7
|
12
|
08. 118
|
9
|
42.
|
08. 118
|
7
|
13
|
08. 119
|
8
|
43.
|
08. 119
|
8
|
14
|
08. 120
|
8
|
44.
|
08. 120
|
7
|
15
|
08. 121
|
7
|
45.
|
08. 121
|
7
|
16
|
08. 122
|
7
|
46.
|
08. 122
|
7
|
17
|
08. 123
|
8
|
47.
|
08. 123
|
7
|
18
|
08. 124
|
8
|
48.
|
08. 124
|
7
|
19
|
08. 125
|
8
|
49.
|
08. 125
|
8
|
20
|
08. 126
|
7
|
50.
|
08. 126
|
7
|
21
|
08. 127
|
7
|
51.
|
08. 127
|
7
|
22
|
08. 128
|
8
|
52.
|
08. 128
|
6
|
23
|
08. 129
|
7
|
53.
|
08. 129
|
7
|
24
|
08. 130
|
7
|
54.
|
08. 130
|
6
|
25
|
08. 131
|
8
|
55.
|
08. 131
|
7
|
26
|
08. 132
|
7
|
56.
|
08. 132
|
7
|
27
|
08. 133
|
8
|
57.
|
08. 133
|
8
|
28
|
08. 134
|
9
|
58.
|
08. 134
|
7
|
29
|
08. 135
|
7
|
59.
|
08. 135
|
8
|
30
|
08. 136
|
8
|
60
|
08. 136
|
9
|
Sumber Data:
Nilai Sumatif (Semester Ganjil) Pada Buku Rapor Siswa.
Tabel 2. 1 di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi
sumatif siswa kelas II SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan siswa kelas II Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar ada perbedaannya. Dari jumlah sampel sebanyak tiga puluh
orang, tiga orang siswa mendapat nilai sembilan dari SMA Muhammadiyah 6 Makassar,
sedangkan Madrasah Aliyah Muallimin Makassar hanya satu orang siswa yang
mendapat nilai sembilan (nilai tertinggi kedua sekolah). Nilai rata-rata
tertinggi adalah 7 (tujuh).
Nilai yang terendah kedua sekolah tersebut adalah
enam. Dari SMA Muhammadiyah 6 Makassar tiga orang siswa dan dari Madrasah
aliyah Muallimin Makassar delapan orang siswa.
Berdasarkan analisis data tersebut di atas, maka
diketahui dan dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6
Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar ada perbedaan
nilai atau prestasi belajar. Perbedaan nilai kedua sekolah tersebut itu
kemungkinan dari faktor siswa itu sendiri, proses belajar-mengajar, guru, dan
faktor lain yang terlibat langsung apakah itu dari faktor luar atau dari dalam.
Untuk melihat perbedaan nilai prestasi bidang studi
bahasa Indonesia pada masing-masing sekolah, dapat digambarkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 2. 3 Nilai Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyah 6 Makassar Dan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar.
Nilai
|
SMA Muhammadiyah 6
|
Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar
|
||
Frekuensi
|
Persentase
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
9
|
2
|
6,66
|
1
|
3,33
|
8
|
13
|
43,3
|
5
|
16,66
|
7
|
13
|
43,3
|
16
|
53,33
|
6
|
2
|
6,66
|
8
|
26,66
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
30
|
100%
|
Memperhatikan tabel 2. 3 di atas terlihat perbedaan
nilai antara SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar, nilai tertinggi diperoleh 2 orang siswa yaitu nilai 9 atau 6,66% dari
SMA Muhammadiyah 6 Makassar, sedangkan 1 orang siswa mendapat nilai 9 atau
3,33% dari Madrasah Aliyah Muallimin Makassar. Nilai terendah diperoleh 2 orang
siswa yaitu nilai 6 atau 6,66% dari SMA Muhammadiyah 6Makassar, sedangkan dari
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar nilai 6 diperoleh 8 orang siswa atau 2,66%.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
masing-masing sekolah tersebut di atas pada bidang studi bahasa Indonesia
SMA Muhammadiyah 6 Makassar lebih menonjol daripada Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar.
Tabel 2. 4 Penyerapan Frekuensi Hasil Tes Bidang Studi Bahasa
Indonesia Antara SMA Muhammadiyah 6 Makassar ddengan Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar
Nilai
|
SMA Muhammadiyah 6
|
Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar
|
||
Frekuensi
|
Persentase
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
9
|
2
|
6,66
|
_
|
_
|
8
|
9
|
30
|
1
|
3,33
|
7
|
14
|
46,66
|
12
|
40
|
6
|
4
|
13,33
|
15
|
50
|
5
|
1
|
3,33
|
2
|
6,66
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
30
|
100%
|
Memperhatikan tabel 2. 5 di atas, masing-masing siswa
mempunyai klasifikasi nilai sebagai berikut:
1.
Untuk nilai 9 diperoleh 2 orang siswa atau 6,66% dari
SMA Muhammadiyah 6 Makassar, sedangkan dari Madrasah Aliyah Muallimin Makassar
tidak ada.
2.
Nilai 8 diperoleh 9 orang siswa atau 30% dari SMA
Muhammadiyah 6 Makassar, sedangkan dari Madrasah Aliyah Muallimin Makassar
hanya 1 orang 3,33%.
3.
Nilai 7 diperoleh 14 orang siswa atau 46,66% dari SMA
Muhammadiyah 6 Makassar, sedangkan dari Madrasah Aliyah Muallimin Makassar 12
orang atau 40%.
4.
Nilai 6 diperoleh 4 orang siswa atau 13,33% dari SMA
Muhammadiyah 6 Makassar, sedangkan dari Madrasah aliyah muallimin Makassar 15
orang atau 50%.
5.
Nilai 5 diperoleh 1 orang siswa atau 3,33% dari SMA
Muhammadiyah 6 Makassar, sedangkan dari Madrasah Aliyah Muallimin Makassar 2
orang atau 6,66%.
Berdasarkan analisis tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa SMA Muhammadiyah 6 Makassar memiliki keunggulan dan kemampuan
pada bidang studi bahasa Indonesia bila dibandingkan dengan Madrasah Aliyah
Muallimin Makassar. Dengan demikian minat belajar bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 6
Makassar sangat efektif.
B. Hasil Kualitatif
Untuk mengetahui sampai berapa besar pengaruh
penerapan bidang studi bahasa Indonesia terhadap siswa SMA Muhammadiyah 6
Makassar dengan Madrasah Aliyah Muallimin Makassar, akan diadakan uji tes
dengan nilai t, sehingga dalam perhitungan nanti, bilamana ditemukan nilai
hitung lebih kecil dari nilai tabel (t.hitung < t.tabel), maka perbedaan
antara bidang studi bahasa Indonesia terhadap pelajaran lain tidak ditemukan (hipotesis
ditolak). Sedangkan kita ketahui masing-masing sekolah tersebut menggunakan
KTSP yang sama dan guru yang sama pula, meskipun nantinya salah satu sekolah
hasil tes yang diperoleh lebih tinggi nilainya. Tetapi bila mana ditemui nilai
hitung lebih besar dari nilai tabel (t.hitung > t.tabel), berarti ada
korelasi atau ada hubungan timbal balik serta pengaruh bidang studi bahasa
Indonesia yang diajarkan terhadap siswa masing-masing sekolah tersebut (hipotesis
diterima).
Untuk menganalisis data selanjutnya sehingga hubungan
antara bidang studi bahasa Indonesia yang diajarkan terhadap siswa-siswa dengan
menggunakan metode deskriptif digunakan rumus yang sebagaimana dijelaskan pada
Bab III metode penelitian.
Untuk mengerjakan rumus tersebut, maka data yang
diperoleh dimasukkan dalam rumus tersebut pula, adapun data-data sebagai
berikut:
Tabel 2. 6 Daftar Prestasi Belajar Perhitungan t tes Siswa Kelas XI
SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin
Makassar.
Nilai SMA Muh. 6
|
F
|
FX
|
FX2
|
Nilai M.A.
Muallimin Makassar IP (Y)
|
F
|
FY
|
FY2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
2
|
18
|
162
|
9
|
_
|
_
|
_
|
8
|
9
|
72
|
576
|
8
|
1
|
8
|
64
|
7
|
14
|
98
|
686
|
7
|
12
|
84
|
588
|
6
|
4
|
24
|
144
|
6
|
15
|
90
|
540
|
5
|
1
|
5
|
25
|
5
|
2
|
10
|
50
|
Jumlah
|
30
|
217
|
1593
|
Jumlah
|
30
|
192
|
1242
|
Dengan data tersebut di atas dapatlah dibuat analisis sebagai berikut:
a.
Mencari mean tiap-tiap kelompok dengan rumus :
ΣFX
MX =
n
217
= =
7,2
30
ΣFY
MY
=
n
192
= = 6,4
30
b.
Mencari standar defiasi kuadrat dari tiap-tiap kelompok
dengan rumus
ΣFX2
SD2X = - Mx2
Nx
1593
= - (7,2)2
30
=
53.1 – 51,84
=
1.26
ΣFY2
SD2Y = - My2
Ny
1242
= - (6,4)2
30
= 41,4– 40,96 = 0,44
c.
Mencari standar defiasi mean kuadrat dari tiap-tiap
kelompok dengan rumus:
= 0,02
d.
Mencari standar perbedaan kesalahan mean
dengan rumus:
SDbm = √SD2Mx
+ SD2My
= √0,04 + 0,02
= √0,06 = 0,24
e.
Mencari perbedaan kesalahan mean (t hitung) dengan
rumus:
f.
Mencari nilai hipotesis (derajat bebas) dengan
menggunakan rumus:
db = (NX
– 1) + (NY – 1)
= (30 – 1) + (30 – 1)
= 29 + 29
= 58
Melihat derajat
kebebasan (d.b) = 58, ternyata angka 58 tidak ditemukan daam tabel, tetapi
terdapat diantara angka 40 dengan angka 60. Dengan demikian angka yang dijadikan
patokan dalam pengujian hipotesis adalah angka 60, karena angka 58 lebih dekat
dengan angka tersebut untuk itu maka nilai table adalah 2,000 untuk tarif
signifikan 5% .
Dari perhitungan di atas, ternyata t-hitung adalah
3,3 dengan daerah kebebasan 58, lebih besar dari t-tabel pada taraf signifikan
5% (2,000). Oleh karena itu, hipotesis nihil yang menyatakan bahwa “ada
perbedaan signifikan prestasi belajar
siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan siswa kelas XI Madrasah
Aliyah Muallimin Makassar dalam bidang studi bahasa Indonesia” dinyatakan
diterima.
Berdasarkan hasil analisis, siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 6 Makassar memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi (7,2) daripada
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar (6,4) maka dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar memiliki keunggulan dan
kemampuan pada bidang studi bahasa Indonesia bila dibandingkan dengan siswa
kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar. Dengan demikian minat belajar
bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar sangat tinggi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada bagian ini, akan dikemukakan kesimpulan yang
merupakan manifestasi dari hasil penelitian di atas sebagai berikut:
1.
Berdasarkan pencapaian hasil tes, maka siswa kelas XI
SMA Muhammadiyah 6 Makassar memiliki prestasi belajar bahasa Indonesia yang
memadai, karena mampu mencapai nilai 9 dengan nilai rata-rata 7,2 sedangkan
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar hanya 1 orang yang mendapat
nilai 8 dengan rata-rata 6,4.
2.
Berdasarkan hasil analisis uji t-tes menghasilkan nilai
t-hitung 3,3 dengan daerah kebebasan 58, dan nilai t-tabel 2,000 pada taraf
signifikan 5%, jadi t-hitung > t-tabel (3,3 > 2,000) sehingga menunjukkan
bahwa antara siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Makassar dengan siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar dalam penerapan bahasa Indonesia ada
perbedaan prestasi belajarnya
B. Saran
Sehubungan dengan beberapa kesimpulan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1.
Untuk mencapai tujuan pengajaran bahasa Indonesia
hendaknya siswa dirangsang belajar yang efektif dan efisien demi peningkatan
prestasi belajar.
2.
Agar penelitian tentang prestasi belajar siswa,
terutama bidang studi bahasa Indonesia senantiasa dilaksanakan secara
berkesinambungan guna mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang di alami oleh guru
maupaun siswa.
3.
guru hendaknya memberikan motivasi siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi bahasa Indonesia ,
baik di sekolah maupun di luar sekolah (rumah) sehingga siswa tersebut memiliki
semangat belajar yang tinggi.
4.
Guru bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan
Madrasah Aliyah Muallimin makassar supaya menggunakan metode dan tehnik
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dan keburtuhan masyarakat
pada umumnya.
5.
Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 6 makassar dan Madrasah
Aliyah muallimin Makassar supaya lebih meningkatkan fasilitas belajar, baik
berupa ruangan kelas, maupun buku-buku pengajaran bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Sutjarso. 1993. Penelitian sastra. Ujung
Pandang : FPBS IKIP Ujung
Pandang .
Ahmadi, H. Abu. 1994. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta : Rineka Cipta.
Ali, Muhammad. 1993. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka
Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1994. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka
Cipta.
Engkoswara. 1978. Penerapan sistem guru bidang studi di
sekolah SMA. Jakarta :
CV. Intermedia.
Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Yogjakarta: Andi Offset.
Hamalik, Oemar. 1975. Metode Mengajar dan Kesulitan dalam Mengajar.
Jakarta : Balai
Pustaka.
Harahap, Nasrun. 1992. Interaksi
Belajar Mengajar. Bandung :
Angkasa
Isman, Yakub. 1979. Beberapa Masalah Pengembangan Bahasa Indonesia
di Sekolah, Suatu Tinjauan Sosio-Psikolinguistik. Jakarta
: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Manjani. 1999. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru dengan
Prestasi Belajar PPKN Siswa Kelas I SLTP Negeri 2 Galesong Kabupaten Takalar.
Skripsi. Makassar : FPIPS UNM.
Mappa Syamsu. 1977. Aspirasi Pendidikan dan Lingkungan Hubungannya
dengan Prestasi Belajar Siswa. Bandung :
Angkasa.
Muzakar, Abdul. 1997. “Perbandingan prestasi belajar bahasa
Indonesia kelas II SLTP Negeri 19 Ujung
Pandang ”. Skripsi. Ujung Pandang : FPBS Ikip Ujung Pandang.
Nasution, S. 1962. Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Gramedia.
Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka.
Rosbiana. 1998. Studi Perbandingan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SMU Negeri dan Swasta di Kabupatan
Maros. Skripsi. FKIP:
Universitas Muhammadiyah Makassar .
Sardirman, AM. 1978. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta :
Rajawali Press.
Soewondo. 1978. Pengantar Kurikulum. Bandung : Remaja Persada
Karya.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi
dan Praktiknya. Yogyakarta : Bumi
Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikilogi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Winarno. 1982. Membaca Sebagai suatu Kerampilan Berbahasa.
Bandung :
Angkasa.
Lampiran I: hasil Prestasi untuk
Distribusi I
d.f
|
Taraf signifikasi
|
|||||||
50%
|
40%
|
20%
|
10%
|
5%
|
2%
|
1%
|
0,1%
|
|
1
|
1,000
|
1,376
|
3,087
|
6,314
|
12,706
|
31,821
|
63,657
|
636,691
|
2
|
0,816
|
1,061
|
1,886
|
2,920
|
4,303
|
6,965
|
9,925
|
31,598
|
3
|
0,765
|
0,978
|
1,638
|
2,353
|
3,182
|
4,541
|
5,841
|
12,941
|
4
|
0,741
|
0,941
|
1,533
|
2,132
|
2,776
|
3,747
|
4,604
|
8,610
|
5
|
0,727
|
0,920
|
1,476
|
2,015
|
2,571
|
3,365
|
4,032
|
6,859
|
6
|
0,718
|
0,906
|
1,440
|
1,943
|
2,447
|
3,143
|
3,707
|
5,959
|
7
|
0,771
|
0,896
|
1,415
|
1,895
|
2,365
|
2,998
|
3,499
|
5,405
|
8
|
0,706
|
0,889
|
1,397
|
1,860
|
2,306
|
2,896
|
3,499
|
5,041
|
9
|
0,703
|
0,883
|
1,383
|
1,833
|
2,262
|
2,821
|
3,355
|
5,781
|
10
|
0,700
|
0,879
|
1,372
|
1,812
|
2,228
|
2,764
|
3,250
|
4,587
|
11
|
0,697
|
0,876
|
1,363
|
1,796
|
2,201
|
2,718
|
3,169
|
4,437
|
12
|
0,695
|
0,873
|
1,356
|
1,782
|
2,179
|
2,681
|
3,106
|
4,318
|
13
|
0,694
|
0,870
|
1,350
|
1,771
|
2,160
|
2,650
|
3,056
|
4,221
|
14
|
0,693
|
0,868
|
1,345
|
1,761
|
2,145
|
2,624
|
3,012
|
4,140
|
15
|
0,692
|
0,866
|
1,341
|
1,753
|
2,131
|
2,602
|
2,977
|
4,073
|
16
|
0,690
|
0,865
|
1,337
|
1,746
|
2,120
|
2,583
|
2,947
|
4,015
|
17
|
0,689
|
0,863
|
1,333
|
1,740
|
2,110
|
2,567
|
2,921
|
4,965
|
18
|
0,688
|
0,862
|
1,330
|
1,734
|
2,101
|
2,552
|
2,898
|
3,922
|
19
|
0,688
|
0,861
|
1,328
|
1,729
|
2,093
|
2,539
|
2,878
|
3,883
|
20
|
0,687
|
0,860
|
1,325
|
1,725
|
2,086
|
2,526
|
2,861
|
3,850
|
21
|
0,686
|
0,859
|
1,323
|
1,721
|
2,080
|
2,528
|
2,845
|
3,819
|
22
|
0,686
|
0,858
|
1,321
|
1,717
|
2,074
|
2,508
|
2,831
|
3,792
|
23
|
0,685
|
0,858
|
1,319
|
1,714
|
2,069
|
2,500
|
2,819
|
3,767
|
24
|
0,685
|
0,657
|
1,318
|
1,711
|
2,069
|
2,492
|
2,807
|
3,745
|
25
|
0,684
|
0,856
|
1,316
|
1,708
|
2,060
|
2,485
|
2,797
|
3.725
|
26
|
0,684
|
0,856
|
1,315
|
1,706
|
2,056
|
2,479
|
2,787
|
3,707
|
27
|
0,684
|
0,855
|
1,314
|
1,703
|
2,052
|
2,473
|
2,779
|
3,690
|
28
|
0,683
|
0,855
|
1,313
|
1,701
|
2,048
|
2,467
|
2,771
|
3,674
|
29
|
0,683
|
0,854
|
1,311
|
1,699
|
2,045
|
2,462
|
2,763
|
3,659
|
30
|
0,683
|
0,854
|
1,310
|
1,697
|
2,042
|
2,457
|
2,756
|
3,646
|
40
|
0,681
|
0,851
|
1,303
|
1,684
|
2,021
|
2,423
|
2,750
|
3,551
|
60
|
0,679
|
0,848
|
1,296
|
1,671
|
2,000
|
2,390
|
2,704
|
3,460
|
120
|
0,677
|
0,845
|
1,289
|
1,658
|
1,980
|
2,358
|
2,660
|
3,373
|
09
|
0,674
|
0,842
|
1,281
|
1,645
|
1,960
|
2,326
|
2,576
|
3,291
|
.
Lampiran II:
Soal Jawab
Kerjakan
Soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar……………………!!!!!!
1.
Jelaskan pengertian novel !
2.
Tuliskan dan jelaskan unsur-unsur novel !
3.
Tuliskan dan uraikan maksimal empat unsur intrinsik
yang membangun novel !
4.
Tentukan dan uraikan alur yang digunakan dalam kutipan
novel tersebut!
5.
Jelaskan pengertian resensi !
6.
Tuliskan sistematika resensi !
7.
Tuliskan unsur-unsur resensi !
8.
Jelaskan perbedaan paragraf deduktif dengan paragraf
induktif !
9.
Tuliskan ciri-ciri paragraf deduktif dan paragraf
induktif !
10. Tentukan
dan uraikan paragraph deduktifnya dan paracraf induktifnya pada bacaan berikut
!
####### Selamat bekerja #######
Lampiran III
RENCANA PELAKSANAAN
PEMEBELAJARAN
Sekolah :
SMA Muhammadiyah 6 Makassar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas :
XI
Semester :
I (Ganjil)
Tahun Pelajaran :
2009/2010
A. STANDAR KOMPETENSI
Membaca: Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca intensif dan membaca nyaring.
B. KOMPETENSI DASAR
Menentukan perbedaan paragraf induktif dan
deduktif melalui kegiatan membaca intensif.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Paragraf yang berpola deduktif dan induktif
- Kalimat
utama
- Kalimat
penjelas
- Kalimat
kesimpulan
- Ciri
paragraf deduktif/induktif
- Perbedaan
deduktif dengan induktif
D. INDIKATOR
- Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
- Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
- Menentukan
paragraf deduktif dan induktif
- Mengidentifikasi
ciri paragraf deduktif dan induktif
- Menjelaskan
perbedaan antara paragraf deduktif dan induktif
E. Tujuan Pembelajaran
- Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
- Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
- Menentukan
paragraf deduktif dan induktif
- Mengidenifikasi
ciri paragraf deduktif dan induktif
- Menjelaskan
perbedaan paragraf deduktif dan paragraf induktif
F. METODE PEMBELAJARAN
- Ceramah
- Penugasan
- Diskusi
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Awal
- Membuka
pembelajaran
- Mengaitkan
pemahaman siswa tentang apa yang akan dipelajari
B. Kegiatan
Inti
Pertemuan I
1. Siswa menemukan kalimat yang mengandung
gagasan utama pada paragraf
2. Siswa menemukan kalimat penjelas yang
mendukung gagasan utama
3. Siswa menentukan paragraf deduktif dan
induktif
4. Siswa mengidentifikasi ciri paragraf
deduktif dan induktif
5. Siswa menjelaskan perbedaan antara
paragraf deduktif dan paragraf induktif
Pertemuan II
C. Kegiatan
Akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menutup pelajaran
H. ALOKASI WAKTU
4 x 45 menit
I. SUMBER/BAHAN/ALAT
PEMBELAJARAN
·
Buku
yang terkait dengan paragraf
·
Artikel/berita
dari media cetak
J. PENILAIAN
Jenis tagihan :
Tugas individu, tugas kelompok
Bentuk instrumen :
Uraian bebas, jawaban singkat
RENCANA PELAKSANAAN
PEMEBELAJARAN
Sekolah :
SMA Muhammadiyah 6 Makassar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas :
XI
Semester :
I (Ganjil)
Tahun Pelajaran :
2009/2010
A. STANDAR KOMPETENSI
Menulis : mengungkapkan informasi dalam bentuk
surat dinas, laporan resensi
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan
format baku
C. MATERI PEMBELAJARAN
·
Contoh
resensi “kisah Membaca Seorang” Buku paket membina berbahasa dan bersastra
indonesia, kelas XI Penerbit Grafindo
·
Unsur-unsur
resensi:
Identitas buku
Isi yang penting/menarik
Bahasa pengarang
Keunggulan
Kelemahan dan kesimpulan
D. INDIKATOR
- Mengetahui
tujuan resensi
- Mengetahui
sistematika resensi
- Mencatat
unsur-unsur resensi
- Menulis resensi dengan memperhatikan
kelengkapan unsur-unsur resensi
E. Tujuan Pembelajaran
- Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
- Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
- Menentukan
paragraf deduktif dan induktif
- Mengidenifikasi
ciri paragraf deduktif dan induktif
- Menjelaskan
perbedaan paragraf deduktif dan paragraf induktif
F. METODE PEMBELAJARAN
- Tanya
jawab
- Penugasan
- Inkuiri
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Awal
1. Membuka pembelajaran
2. Mengaitkan pemahaman siswa tentang apa
yang akan dipelajari
B. Kegiatan
Inti
Pertemuan I
1. Membaca contoh resensi yang ada dalam buku
paket yang telah disediakan
2. Menulis unsur-unsur resensi yang telah
dibaca
Pertemuan II
C. Kegiatan
Akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menutup pelajaran
H. ALOKASI WAKTU
4 x 45 menit
I. SUMBER/BAHAN/ALAT
PEMBELAJARAN
·
Buku
paket membina berbahasa dan bersastra indonesia kelas XI Penerbit Grafindo
J. PENILAIAN
Jenis tagihan :
Tugas individu, tugas kelompok
Bentuk instrumen :
Uraian bebas, jawaban singkat
RENCANA PELAKSANAAN
PEMEBELAJARAN
Sekolah :
SMA Muhammadiyah 6 Makassar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas :
XI
Semester :
I (Ganjil)
Tahun Pelajaran :
2009/2010
A. STANDAR KOMPETENSI
Mendengarkan : Memahami pembacaan novel
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
dari pembacaan penggalan novel
C. MATERI PEMBELAJARAN
Penggalan novel, yang terdapat pada buku paket
“membina berbahasa dan bersastra indonesia” Penerbit Grafindo
D. INDIKATOR
- Mengetahui
pengertian novel
- Mengetahui
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
E. Tujuan Pembelajaran
·
Siswa
dapat mengetahui pengertian dari novel
- Siswa
dapat mengetahui unsur-unsur novel
F. METODE PEMBELAJARAN
- Tanya
jawab
- Penugasan
- Inkuiri
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Awal
1. Membuka pembelajaran
2. Mengaitkan pemahaman siswa tentang apa
yang akan dipelajari
B. Kegiatan
Inti
Pertemuan I
1. Membaca penggalan novel
2. Menulis unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel yang dibaca
Pertemuan II
C. Kegiatan
Akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menutup pelajaran
H. ALOKASI WAKTU
4 x 45 menit
I. SUMBER/BAHAN/ALAT
PEMBELAJARAN
·
Buku
paket membina berbahasa dan bersastra indonesia kelas XI Penerbit Grafindo
J. PENILAIAN
Jenis tagihan :
Tugas individu, tugas kelompok
Bentuk instrumen :
Uraian bebas, jawaban singkat
RENCANA PELAKSANAAN
PEMEBELAJARAN
Sekolah :
Madrasah aliyah Muallimin Makassar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas :
XI
Semester :
I (Ganjil)
Tahun Pelajaran :
2009/2010
A. STANDAR KOMPETENSI
Membaca: Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca intensif dan membaca nyaring.
B. KOMPETENSI DASAR
Menentukan perbedaan paragraf induktif dan
deduktif melalui kegiatan membaca intensif.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Paragraf yang berpola deduktif dan induktif
- Kalimat
utama
- Kalimat
penjelas
- Kalimat
kesimpulan
- Ciri
paragraf deduktif/induktif
- Perbedaan
deduktif dengan induktif
(Evaluasi keterampilan membaca melalui metode jigsaw)
D. INDIKATOR
- Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
- Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
- Menentukan
paragraf deduktif dan induktif
- Mengidentifikasi
ciri paragraf deduktif dan induktif
- Menjelaskan
perbedaan antara paragraf deduktif dan induktif
E. Tujuan Pembelajaran
- Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
- Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
- Menentukan
paragraf deduktif dan induktif
- Mengidenifikasi
ciri paragraf deduktif dan induktif
- Menjelaskan
perbedaan paragraf deduktif dan paragraf induktif
F. METODE PEMBELAJARAN
- Ceramah
- Penugasan
- Diskusi
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Awal
1. Membuka pembelajaran
2. Mengaitkan pemahaman siswa tentang apa
yang akan dipelajari
B. Kegiatan
Inti
Pertemuan I
1. Siswa menemukan kalimat yang mengandung
gagasan utama pada paragraf
2. Siswa menemukan kalimat penjelas yang
mendukung gagasan utama
3. Siswa menentukan paragraf deduktif dan
induktif
4. Siswa mengidentifikasi ciri paragraf
deduktif dan induktif
5. Siswa menjelaskan perbedaan antara
paragraf deduktif dan paragraf induktif
Pertemuan II
C. Kegiatan
Akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menutup pelajaran
H. ALOKASI WAKTU
4 x 45 menit
I. SUMBER/BAHAN/ALAT
PEMBELAJARAN
·
Buku
yang terkait dengan paragraf
·
Artikel/berita
dari media cetak
J. PENILAIAN
Jenis tagihan :
Tugas individu, tugas kelompok
Bentuk instrumen :
Uraian bebas, jawaban singkat
RENCANA PELAKSANAAN
PEMEBELAJARAN
Sekolah :
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas :
XI
Semester :
I (Ganjil)
Tahun Pelajaran :
2009/2010
A. STANDAR KOMPETENSI
Menulis : mengungkapkan informasi dalam bentuk
surat dinas, laporan resensi
B. KOMPETENSI DASAR
Menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan
format baku
C. MATERI PEMBELAJARAN
·
Contoh
resensi “kisah Membaca Seorang” Buku paket membina berbahasa dan bersastra indonesia,
kelas XI Penerbit Grafindo
·
Unsur-unsur
resensi:
Identitas buku
Isi yang penting/menarik
Bahasa pengarang
Keunggulan
Kelemahan dan kesimpulan
D. INDIKATOR
- Mengetahui
tujuan resensi
- Mengetahui
sistematika resensi
- Mencatat
unsur-unsur resensi
- Menulis resensi dengan memperhatikan
kelengkapan unsur-unsur resensi
E. Tujuan Pembelajaran
- Menemukan
kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
- Menemukan
kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama
- Menentukan
paragraf deduktif dan induktif
- Mengidenifikasi
ciri paragraf deduktif dan induktif
- Menjelaskan
perbedaan paragraf deduktif dan paragraf induktif
F. METODE PEMBELAJARAN
- Tanya
jawab
- Penugasan
- Inkuiri
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Awal
1. Membuka pembelajaran
2. Mengaitkan pemahaman siswa tentang apa
yang akan dipelajari
B. Kegiatan
Inti
Pertemuan I
1. Membaca contoh resensi yang ada dalam buku
paket yang telah disediakan
2. Menulis unsur-unsur resensi yang telah
dibaca
Pertemuan II
C. Kegiatan
Akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menutup pelajaran
H. ALOKASI WAKTU
4 x 45 menit
I. SUMBER/BAHAN/ALAT
PEMBELAJARAN
·
Buku
paket membina berbahasa dan bersastra indonesia kelas XI Penerbit Grafindo
J. PENILAIAN
Jenis tagihan :
Tugas individu, tugas kelompok
Bentuk instrumen :
Uraian bebas, jawaban singkat
RENCANA PELAKSANAAN
PEMEBELAJARAN
Sekolah :
Madrasah Aliyah Muallimin Makassar
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas :
XI
Semester :
I (Ganjil)
Tahun Pelajaran :
2009/2010
A. STANDAR KOMPETENSI
Mendengarkan : Memahami pembacaan novel
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
dari pembacaan penggalan novel
C. MATERI PEMBELAJARAN
Penggalan novel, yang terdapat pada buku paket
“membina berbahasa dan bersastra indonesia” Penerbit Grafindo
D. INDIKATOR
- Mengetahui
pengertian novel
- Mengetahui
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel
E. Tujuan Pembelajaran
·
Siswa
dapat mengetahui pengertian dari novel
- Siswa
dapat mengetahui unsur-unsur novel
F. METODE PEMBELAJARAN
- Tanya
jawab
- Penugasan
- Inkuiri
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Awal
1. Membuka pembelajaran
2. Mengaitkan pemahaman siswa tentang apa
yang akan dipelajari
B. Kegiatan
Inti
Pertemuan I
1. Membaca penggalan novel
2. Menulis unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel yang dibaca
Pertemuan II
C. Kegiatan
Akhir
1. Menyimpulkan materi
2. Menutup pelajaran
H. ALOKASI WAKTU
4 x 45 menit
I. SUMBER/BAHAN/ALAT
PEMBELAJARAN
·
Buku
paket membina berbahasa dan bersastra indonesia kelas XI Penerbit Grafindo
J. PENILAIAN
Jenis tagihan :
Tugas individu, tugas kelompok
Bentuk instrumen :
Uraian bebas, jawaban singkat
RIWAYAT HIDUP
RAMLIA. C, lahir pada tanggal 27 April
1985, Provinsi Sulawesi Barat, kabupaten Polmas, Kecamatan Tinambung, Desa
Lekopa’dis. Anak ke enam dari tujuh bersaudara hasil dari pernikahan Ca’bo dan Fatima .
Penulis
memulai Pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 0.61 Tinggas Desa Lekopa’dis
pada tahun 1992 dan tamat pada tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan Pendidikan di SLTP Negeri I Tinambung kemudian tamat tahun 2001,
penulis melanjutkan Pendidikan ke SMU Negeri I Tinambung dan tamat tahun 2004.
Selanjutnya
tahun 2005 melanjutkan keperguruan tinggi di kampus Universitas Muhammadiyah
Makassar dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
Akhirnya,
penulis mengajukan judul Skripsi dan diasesekan atau diterima oleh ketua
jurusan bahasa dan sastra Indonesia .
Penulis pun melanjutkan penelitian dengan judul skripsi “ Perbandingan Prestasi
Belajar Bidang Studi Bahasa Indonesia Antara Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 6
Makassar Dengan Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar” yang
diajukan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.